Menu

Mode Gelap
IPC TPK Perbarui Tiga Sertifikasi ISO untuk Perkuat Standar Mutu, Lingkungan, dan K3 Jadwal KRL Jogja–Solo untuk 15–16 November 2025 KA Joglosemarkerto, Kereta Api Konektivitas Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta KA Joglosemarkerto Paling Diburu, Ini 10 Kereta Api dengan Penumpang Terbanyak Sepanjang 2025 Warga Sampaikan Apresiasi Kepada Pamapta, Aduannya Ditindaklanjuti dengan Cepat Pastikan Kelaikan Jelang Nataru, Ditjen Hubla Periksa 9 Kapal Penumpang di Manado, Bitung, dan Kupang

PERON

Perpisahan Tiga KRL Legendaris, KAI Commuter Gelar “Arigato KRL” hingga Museum di Stasiun Jakarta Kota

badge-check


					Perpisahan Tiga KRL Legendaris, KAI Commuter Gelar “Arigato KRL” hingga Museum di Stasiun Jakarta Kota Perbesar

Wartatrans.com, JAKARTA – KAI Commuter menggelar kegiatan bertajuk “Arigato KRL” sebagai bentuk penghormatan terakhir untuk tiga rangkaian KRL legendaris asal Jepang, yakni Seri JELITA TOKYU 8500, JR 203, dan TM 7000, di Stasiun Jakarta Kota, Selasa (11/11/2025).

Acara ini menandai akhir masa operasional ketiganya setelah puluhan tahun melayani penumpang di lintas Jabodetabek.

Direktur Utama KAI Commuter, Asdo Artrivianto, mengungkapkan bahwa pelepasan tiga seri KRL ini menjadi momen penuh kenangan bagi masyarakat dan insan perkeretaapian.

“Ini menjadi kenangan tersendiri, dan beberapa bapak-bapak yang bekerja berangkat dan pulang naik kereta yang pertama kali cukup nyaman dan ber-AC bisa dinikmati saat itu,” kata Asdo, Selasa (11/11/2025).

Asdo menambahkan, ketiga seri KRL tersebut merupakan agen perubahan yang berperan besar dalam sejarah perkembangan layanan Commuter Line.

“Ke tiga seri KRL ini adalah agen-agen perubahan yang telah menjadikan layanan Commuter Line sampai saat ini dan sangat berjasa sehingga harus diapresiasi setinggi-tingginya. Dimulai dari KA 8500 pertama kali didatangkan tahun 2006 dari Jepang. Kemudian didatangkan tahun 2010 seri 7000 dan 203 ini di tahun 2010. Dengan hadirnya ke tiga seri KRL ini meningkatkan kapasitas angkut Commuterline khususnya di Jabodetabek. Dan tidak hanya sekedar sarana transportasi, tapi selama puluhan tahun. Ini usianya 50 tahun,” ujarnya.

Ia juga menyebut bahwa pihak Jepang memberikan apresiasi atas kemampuan KAI Commuter dalam merawat armada yang sudah berusia setengah abad.

“Banyak apresiasi dari pemerintah Jepang, dari perawatan dan maintenance yang baik, Indonesia khususnya KCI masih bisa mengoperasikan KRL yang berusia 50 tahun sampai hari ini kita lakukan last run,” ucapnya.

Menurut Asdo, KRL telah menjadi tulang punggung transportasi publik di kawasan Jabodetabek.

“KRL ini sebagai backbone transportasi publik untuk masyarakat di Jabodetabek dan bahkan sampai dengan Rangkasbitung,” sebutnya.

Asdo kemudian menjelaskan sejarah dan data ketiga seri KRL tersebut. “KRL seri Tokyo 8500 (Jelita/jalan-jalan lintas Jakarta) ini sangat populer mulai didatangkan bertahap 2006 sampai 2009 dengan jumlah sebanyak 64 kar atau unit. Dan hingga saat saat ini KAI Commuter memiliki 400 unit seri KA 8500 dan berhenti beroperasi pada November 2025. Yang ke dua seri JR 203 (Sigerobak) didatangkan tahun 2011 sebanyak 50 unit, hingga saat ini KAI Commuter memiliki 17 rangkaian atau sebanyak 170 unit kereta dan ini sudah berhenti beroperasi sejak September 2025. Yang ke tiga KRL seri 7000, sudah ada di Indonesia sejak tahun 2010 sebanyak 40 unit, dari perusahaan Tokyo Metro dan beroperasi selama kurang lebih 15 tahun sebelum harus berhenti beroperasi pada 11 November 2025 hari ini,” jelasnya.

Sementara itu, VP Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, menyampaikan bahwa kegiatan ini juga bertujuan memperkenalkan sejarah perkeretaapian kepada masyarakat luas.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan sejarah perkeretaapian, khususnya KRL, kepada masyarakat luas melalui pameran dan instalasi farewell Jelita, karoseri JR 203, dan TM 7000,” ujar Karina.

Ia menegaskan, ketiga seri KRL ini telah memberikan kontribusi besar bagi transportasi publik Indonesia.

“Pada masanya ketiga KRL ini tentunya memiliki kontribusi yang sangat signifikan bagi transportasi publik yang telah mengantarkan jutaan penumpang setiap harinya,” ujarnya.

Karina juga menambahkan bahwa mini museum yang dibuka di lokasi acara menjadi sarana edukatif bagi pengunjung.

“Dan untuk seri 8500 saat ini, dari kemarin kami sudah menjadikan mini museum yang mengemas sejarah KRL di Indonesia dari masa ke masa. Kemudian ada sosialisasi dan edukasi berkeselamatan di perlintasan sebidang serta aksi anti kekerasan seksual di transportasi publik, hal lainnya kami sajikan dalam mini museum adanya histori KRL dari masa ke masa dan juga ada tampilan dari miniatur KRL,” jelasnya.

Selama satu hari pembukaan, mini museum tersebut mencatat animo tinggi dari masyarakat.

“Dalam satu hari tercatat sudah 1040 pengunjungnya, dan museum ini akan dibuka sampai hari Minggu tanggal 16 November 2025. Kami buka mulai jam 9.00 pagi sampai jam 19.00,” ungkap Karina.

KAI Commuter berharap rangkaian kegiatan last run ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap sejarah, tetapi juga mendorong masyarakat untuk semakin mencintai transportasi publik serta mendukung peningkatan layanan KRL, baik dari sisi sarana maupun operasional.(****)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Jadwal KRL Jogja–Solo untuk 15–16 November 2025

14 November 2025 - 22:02 WIB

KA Joglosemarkerto, Kereta Api Konektivitas Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta

14 November 2025 - 19:30 WIB

KA Joglosemarkerto Paling Diburu, Ini 10 Kereta Api dengan Penumpang Terbanyak Sepanjang 2025

14 November 2025 - 18:53 WIB

Tingkatkan Layanan, KAI Daop 1 Jakarta Tinggikan Peron 2 Stasiun Sukabumi

14 November 2025 - 14:55 WIB

Menko AHY: Kereta Api Jadi Tulang Punggung Konektivitas Nasional, KAI Perkuat Solusi Logistik Terintegrasi

14 November 2025 - 11:27 WIB

Trending di PERON