Wartatrans.com BOGOR — Sejumlah tokoh dan masyarakat Gayo yang bermukim di Bogor menggelar doa bersama menyikapi bencana longsor dan banjir yang melanda wilayah Aceh pada Sabtu (06/12/2025). Acara berlangsung di kediaman Sulaiman, tokoh Gayo asal Takengon yang tinggal di Bogor.
Ketua Koperasi Nahma Gayo (KNG) Raya Cabang Bogor, Miko Salman Gayo, menyampaikan duka cita mendalam atas musibah yang menimpa masyarakat Aceh, khususnya Kabupaten Aceh Tengah.

“Kita turut berduka atas terjadinya bencana di Takengon khususnya, Aceh umumnya,” ujar Miko.
Miko menilai, bencana ini bukan sekadar ujian, tetapi juga teguran mengenai kerusakan lingkungan yang semakin parah. Ia mengenang kondisi Takengon pada tahun 1970-an saat dirinya masih bersekolah.
“Waktu itu, hujan satu sampai dua minggu di Takengon saat musim hujan tidak pernah menyebabkan banjir,” kenangnya.
Menurutnya, perkembangan pembangunan yang masif telah menggerus kawasan resapan air, sementara gunung dan bukit yang menjadi penjaga alam Takengon semakin banyak digunduli. Kondisi itu menyebabkan air hujan tidak memiliki tempat penampungan alami.

“Ketika gunung dan hutan gundul, air tak ada tempat menampung,” tegasnya.
Dalam pertemuan itu, Miko juga mengusulkan agar Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah membangun kanal-kanal khusus sebagai jalur aliran air. Langkah tersebut dinilai penting untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang.
“Sehingga ketika musim hujan seperti ini, air ada jalan ke tujuannya, tidak seperti sekarang,” katanya.
Miko bersama masyarakat Gayo di Bogor turut berharap agar penghijauan di kawasan pegunungan Aceh Tengah dipulihkan. Menurutnya, kerusakan lingkungan di daerah hulu merupakan akar dari banyak bencana yang terjadi selama ini.*** (PG)










