Menu

Mode Gelap
IPC TPK Perbarui Tiga Sertifikasi ISO untuk Perkuat Standar Mutu, Lingkungan, dan K3 Jadwal KRL Jogja–Solo untuk 15–16 November 2025 KA Joglosemarkerto, Kereta Api Konektivitas Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta KA Joglosemarkerto Paling Diburu, Ini 10 Kereta Api dengan Penumpang Terbanyak Sepanjang 2025 Warga Sampaikan Apresiasi Kepada Pamapta, Aduannya Ditindaklanjuti dengan Cepat Pastikan Kelaikan Jelang Nataru, Ditjen Hubla Periksa 9 Kapal Penumpang di Manado, Bitung, dan Kupang

NASIONAL

CGR Tolak Bantuan Terbitkan Buku Dari Pemda DKI Karena Malu Sama Belanda

badge-check


					CGR Tolak Bantuan Terbitkan Buku Dari Pemda DKI Karena Malu Sama Belanda Perbesar

WartaTrans.com — Sastrawan dan budayawan Betawi – Chairil Gibran Ramadhan (CGR) beberapa hari lalu (12/11/2025) mendapat penghargaan dari UHAMKA atas kiprahnya dalam dunia sastra, wabil khusus Sastra Betawi.

Namun dalam acara tersebut CGR mengaku pernah menolak bantuan dari Disbud Pemda DKI terkait untuk menerbitkan buku karyanya.

“Bulan lalu buku saya mau diterbitkan Disbud DKI,  tapi cuma 30 eksemplar. Akhirnya saya tolak. Judul buku yang akan didanai pencetakannya: “Kembang Kelapa: Setangkle Catatan Budaya Betawi – Dari Batavia sampai Jakarta, yang waktu itu akan dicetak Oktober 2025,” ungkap CGR, Jumat (14/11/2025).

Penolakan tersebut bukan tanpa alasan  karena menurut CGR, semua ruang giatnya terkait pelestarian budaya Betawi melalui karya sastra di ketahui oleh negara Belanda.

“Kasian mereka nanti, malu sama Belanda. Karena semua kegiatan saya nyampe ke Belanda,” kata CGR lagi.

Semua karya CGR memang banyak dikoleksi oleh warga Belanda, bahkan menurut sumber CGR salah satu sastrawan Betawi yang karyanya sangat diperhitungkan di negara Kincir Angin tersebut. Tak heran bila beberapa karya CGR diterbitkan atas bantuan Negara Belanda. Misalnya pada 2013-2015 Belanda memberi dana cetak dua judul novel Sastra Indische untuk masing-masing 1000 eks dalam hardcover dan semua hasil cetakan menjadi hak Penerbit Padasan yang dia dirikan tahun 2011.

“Pemda DKI lebih peduli sama Ormas, yang kerap berbagi uang ketimbang dengan produk intelektual demi mencerdaskan anak bangsa,” ungkap CGR sambil tersenyum penuh arti.

Lebih jauh CGR menambahkan, Pemprov DKI Jakarta melalui Pram-Rano beberapa gerakannya terkait sejarah dan budaya Betawi terlalu dangkal dan terlalu seremonial. Padahal banyak yang bisa lebih digali.

“DKI Jakarta harusnya lebih mencorong daripada daerah-daerah lainnya dari sisi gagasan dan ide. Itulah akibat tim ahli yang tidak ahli karena diambil berdasarkan koneksi dan relasi, bukan kompetensi dan prestasi,” tutup CGR.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Saat AI Merambah Dunia Sastra

14 November 2025 - 14:38 WIB

Di Seminar Bahasa, CGR Dapat Penghargaan Dari UHAMKA

14 November 2025 - 05:36 WIB

Indonesia dan Arab Saudi Berkomitmen Sukseskan Haji 2026

12 November 2025 - 09:54 WIB

Kementerian-KP dan Bapeten Bersinergi Kerjasama Sertifikasi Bebas Cesium 137 untuk Udang

11 November 2025 - 17:13 WIB

Kepala Badan Mutu KKP, Ishartini (keempat dari kiri) dan Deputi Bidang Perizinan dan Inspeksi BAPETEN (Keempat dari kanan) melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Badan Mutu KKP dan BAPETEN dengan judul Pelaksanaan Pengendalian dan Pengawasan Jaminan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Terhadap Kontaminasi Zat Radioaktif di Jakarta (10/11).

Pelindo Perkuat Konektivitas Kawasan Timur Indonesia, Dorong Efisiensi dan Tekan Biaya Logistik Nasional

11 November 2025 - 10:46 WIB

Trending di ANJUNGAN