Menu

Mode Gelap
Film “10 Days in Machida” Mulai Produksi, Kolaborasi Sinematik Jepang dan Indonesia Lagi, Bencana Tanah Longsor Terjadi di Kabupaten Banjarnegara AirAsia X Terbangi Kuala Lumpur-Istambul Kilasan Sejarah Mahagenta Lewat Lentera Khatulistiwa Trans Metro Dewata: Bus Modern ‘Teman’ Andal di Bali KAI Ajak Pegiat Medsos dan J-Rocks Band Jelajah Bandung Lewat Program “Traveling by Train”

Uncategorized

Kilasan Sejarah Mahagenta Lewat Lentera Khatulistiwa

badge-check


					Kilasan Sejarah Mahagenta Lewat Lentera Khatulistiwa Perbesar

Wartatrans.com, Jakarta — Hari itu, Sabtu (15/11/2025 Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM) dipadati penonton. Di luar hujan baru saja reda, mereka antri masuk dengan raut penasaran, seolah tahu bahwa malam itu Mahagenta akan menggelar konser yang bukan sekadar menggelar konser, tetapi merayakan perjalanan panjang penuh cerita.

Saat lampu ruangan redup, suasana menjadi magis. Denting alat musik tradisional berpadu dengan instrumen modern, membuat penonton larut dalam harmoni rasa.

Di atas panggung, para pengisi acara tampil memesona dengan pakaian tradisional dari berbagai daerah. Ada yang mengenakan busana Jawa, kain Nusantara, hingga kimono Jepang yang ikut mewarnai nuansa multietnis, sejalan dengan karakter musik Mahagenta.

Uyung Mahagenta, sang pendiri, menyebut konser bertajuk Lentera Katulistiwa ini adalah upaya menyalakan kembali cahaya tradisi.

“Kami ingin karya ini menerangi jiwa dan mendekatkan masyarakat pada budayanya,” ujarnya, penuh harap.

Di antara penonton, hadir juga perwakilan Kementerian Kebudayaan, Meta Ambar Pana. Ia mengapresiasi Mahagenta yang konsisten menjaga musik tradisi melalui aransemen penuh eksplorasi.

“Konser ini adalah puncak perjalanan panjang Mahagenta. Selain juga penanda komitmen masa depan yang lebih gemilang,” katanya.

Wakil Ketua Dewan Kesenian Jakarta, Felencia Hutabarat, ikut memberikan pujian hangat. “Mahagenta menunjukkan tradisi dan inovasi adalah dua kekuatan yang saling melengkapi,” ujarnya.

Malam itu Mahagenta menampilkan 17 karya terbaik dari perjalanan 29 tahun mereka. Dari komposisi lembut hingga komposisi eksplosif, penonton dibuat terpukau berkali-kali.

Di balik panggung, persiapan panjang selama enam bulan terasa terbayar. Ada 40 anggota yang terlibat, terdiri dari musisi, penari, hingga pelajar SMP yang ikut memberi warna.

Konser ini bukan hanya perayaan ulang tahun, tetapi juga kilasan sejarah Mahagenta sejak terbentuk pada 11 November 1996. Kala itu, mereka lahir bersamaan dengan Ethno Music Festival Dewan Kesenian Jakarta, yang kemudian menjadi gerbang awal kolaborasi besar mereka.

Kini, setelah hampir tiga dekade, Mahagenta tetap setia merawat tradisi sambil merangkul modernitas. Musik mereka tetap bercerita, tetap bernapas, dan tetap mengajak siapa saja yang mendengarnya untuk merasa bangga menjadi bagian dari Indonesia.

Riuh tepuk tangan penonton menjadi bukti bahwa perpaduan generasi itu terasa sangat hidup dan menyegarkan. Dan malam itu, di Taman Ismail Marzuki, cahaya lentera mereka terasa begitu terang.*** (Tyo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Film “10 Days in Machida” Mulai Produksi, Kolaborasi Sinematik Jepang dan Indonesia

18 November 2025 - 10:47 WIB

Lagi, Bencana Tanah Longsor Terjadi di Kabupaten Banjarnegara

18 November 2025 - 09:31 WIB

FIFGROUP Dukung Pembangunan Rumah Ibadah Lima Agama di Bandung Senilai Rp216 Juta

17 November 2025 - 21:49 WIB

DAMRI Terima Kunjungan Akademik UNS dan University of Sydney untuk Mendukung Riset Model Pembiayaan dan Regulasi Transportasi Masa Depan

17 November 2025 - 18:29 WIB

SPPG Cipinang Polres Kepulauan Seribu Resmi Beroperasi, MBG Pertama Meluncur ke SLB Negeri 7 Jakarta

17 November 2025 - 18:22 WIB

Trending di RAGAM