Wartatrans.com, BANDUNG – Hadapi prediksi cuaca ekstrem dan akan adanya lanina pada periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Airnav Indonesia berkoordinasi intens dengan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG).
Direktur Operasi AirNav Indonesia Setio Anggoro menyampaikan, hal itu dilakukan untuk mengantisipasi, bila kemungkinan ada kondisi yang tidak diinginkan. Tentu demi keselamatan penerbangan.

“Kami dan BMKG setiap pagi melakukan komunikasi dan koordinasi membaca prediksi cuaca di hari tersebut,” ungkap Setio di Bandung, Rabu (12/11/2025) malam.
Pihaknya memngingatkan juga Maskapai penerbangan agar ekstra waspada terhadap kemungkinan adanya cuaca ekstrem pada sejumlah wilayah, menjelang liburan Nataru.
Berdasarkan perkiraan, cuaca ekstrem saat ini yang wajib diwaspadai ada pada Desember 2025 hingga Januari 2026 bergeser ke Sulawesi dan sebagian di Kalimantan.
Cuaca ekstrem pada sejumlah wilayah itu bertepatan dengan puncak arus libur Nataru, yang diperkirakan terjadi 19–20 Desember 2025. Kemudian puncak arus balik diprediksi pada 3–4 Januari 2026.
Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia, Capt. Nurcahyo mengatakan, AirNav juga meningkatkan pengawasan terhadap faktor risiko yang tidak hanya pada periode Nataru namun secara keseluruhan.
“Seperti abu vulkanik, balon udara dan layang-layang liar, serta satwa liar di sekitar bandara,” katanya.
Selain itu, keamanan siber diperkuat melalui Security Operation Center (SOC) dan CSIRT yang siaga selama 24 jam setiap harinya, termasuk berbagi informasi ancaman dengan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN).
“AirNav memastikan seluruh layanan navigasi di 302 unit pelayanan dari Sabang hingga Merauke berada dalam kondisi siaga penuh untuk mendukung kelancaran perjalanan masyarakat. Intinya, ruang udara dijaga, sistem dijaga, dan manusia di dalamnya juga dijaga,” imbuhnya. (omy)









