Menu

Mode Gelap
“Last Run” KRL JALITA, Ribuan Warga Antusias Lepas Armada Legendaris Tokyu Seri 8500 Pengunjung Padati Museum KRL JALITA Terakhir Kalinya di Stasiun Jakarta Kota “Sayonara!” Mantap, Terminal Teluk Lamong Raih Dua Penghargaan Bergengsi Bidang Social Business Innovation dan Best Green CEO 2025 25 Auditor ISPS CODE Dikukuhkan, Perkuat Keamanan Maritim Kemenhub Prediksi, Libur Nataru Penumpang Pesawat Naik 7 Persen Jelang Nataru, ASDP Perkuat Kesiapan Layanan Jalur Penyeberangan Strategis di Jawa–Bali–Lombok

PERON

“Last Run” KRL JALITA, Ribuan Warga Antusias Lepas Armada Legendaris Tokyu Seri 8500

badge-check


					“Last Run” KRL JALITA, Ribuan Warga Antusias Lepas Armada Legendaris Tokyu Seri 8500 Perbesar

Wartatrans.com, JAKARTA – KAI Commuter resmi melepas masa tugas KRL legendaris Tokyu Seri 8500 atau “JALITA” (Jalan-jalan Lintas Jakarta) lewat acara bertajuk “Last Run” yang digelar hari ini, Ahad, 16 November 2025.

Acara ini menjadi momen perpisahan bersejarah bagi salah satu armada KRL yang telah lama melayani lintas Jakarta.

Sebelumnya pengoperasian terakhir KRL Seri 7000 dan KRL Seri JR203 juga telah digelar pada Selasa 11 November 2025 kemarin. Sebagai bagian dari rangkaian perpisahan, KAI Commuter juga membuka Mini Museum JALITA yang telah menjadi magnet luar biasa bagi masyarakat dan railfans.

Direktur Utama (Dirut) KAI Commuter, Asdo Artriviyanto menyampaikan bahwa Museum temporer yang beroperasi sejak 10 November hingga 16 November 2025 ini berhasil menarik perhatian publik yang ingin bernostalgia. Sekaligus mengabadikan momen terakhir bersama KRL yang telah beroperasi selama hampir dua dekade di Indonesia.

“Hingga penutupan operasional pada pukul 15.00 WIB hari ini, museum ini telah dikunjungi oleh total 20.426 pengunjung,” kata Asdo di lokasi pada Ahad sore.

Mini Museum JALITA, yang menampilkan sejarah dan kontribusi KRL dari seri-seri tersebut dalam mendukung modernisasi transportasi publik Jabodetabek, mencatatkan antusiasme yang luar biasa.

Dirut Asdo menambahkan bahwa angka fantastis ini menunjukkan betapa besarnya ikatan emosional masyarakat terhadap KRL Seri 8500, KRL Seri 7000 dan KRL Seri 203 yang dikenal dengan livery JALITA yang ikonik dan bodi stainless steel-nya yang khas.

“Kami sangat terharu dan berterima kasih atas sambutan luar biasa dari masyarakat. Mereka menjadi saksi bahwa KRL bukan hanya sekadar sarana transportasi, tetapi juga bagian dari sejarah dan memori kolektif warga Jabodetabek,” kata Asdo.

Sementara itu, pelepasan ini juga disambut oleh Ignasius Jonan yang hadir sebagai undangan karena dia pernah menjadi Dirut KAI tahun 2009 hingga 2014 sebelum akhirnya menjadi Menteri Perhubungan pada masa selanjutnya. Dia menyarankan agar transportasi kereta api menjadi media pembelajaran perjalanan panjang transportasi urban di Indonesia. Dia menyarankan agar rangkaian KRL JALITA ini menjadi sejarah yang dikenal dan bisa dinikmati di museumnya kelolaan KAI.

“Mungkin gak usah satu trainset, Mungkin dua kepala seperti digabungkan gitu, Supaya bisa ditaruh di museum Abarawa-sehingga kita punya sejarah yang akan dikenal oleh generasi berikutnya. Jadi penting untuk kita karena waktu Belanda juga pergi lokomotif-lokomotif uapnya juga ditinggal sebagian untuk pelajaran sejarah, dan untuk museum,” kata Jonan.

Dia juga menceritakan perjalanan karirnya di KAI bersamaan beroperasinya KRL JALITA tersebut. Dia merasa kagum perjalanan KRL tersebut bisa awet hingga akhirnya menjalani masa purna tugas hingga akhir 2025 ini.

Dia juga mengingatkan kepada pengelola transportasi untuk memberikan layanan terbaik untuk pelanggan. Dia berpesan semua insan perkertaapian bis amemberikan layanan terbaik dengan.segala fasilitas yang laik.

Penjelasan yang lain, VP Corporate Secretary KAI Commuter Karina Amanda menyampaikan bahwa Mini Museum JALITA ini terselenggara berkat kerja sama dengan Indonesian Railway Preservation Society (IRPS), yaitu komunitas pecinta kereta api yang memusatkan perhatian dan kegiatannya pada penyelamatan dan pelestarian aset perkeretaapian Indonesia yang bernilai sejarah.

“Last Run ini juga menjadi simbol penghargaan tertinggi atas kontribusi KRL Seri 8500, Seri 7000, dan Seri 203 dalam membentuk layanan komuter yang dikenal saat ini,” ujar Karina.

Purna tugasnya KRL seri-seri ini membuka jalan bagi regenerasi armada yang lebih modern dan sesuai dengan perkembangan kebutuhan transportasi perkotaan.

“KAI Commuter berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan menjamin keselamatan serta kenyamanan penumpang di masa depan,” pungkas Karina.

Selain Jonan turut juga hadir Dirut PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) periode 2012-2015 Tri Handoyo yang berbagi pengalamannya juga, Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter Broer Rizal, hingga Executive Vice President Yuskal Setiawan. (****)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pengunjung Padati Museum KRL JALITA Terakhir Kalinya di Stasiun Jakarta Kota “Sayonara!”

16 November 2025 - 16:57 WIB

KA Batara Kresna Tumbuh 45,8%, Dorong Wisata dan Ekonomi Solo Raya

16 November 2025 - 10:58 WIB

Stasiun Magetan Catat Lonjakan Penumpang, KA BIAS Dongkrak Konektivitas Daerah

16 November 2025 - 10:26 WIB

KAI Daop 1 Jakarta Gelar “Edutrain Anak Indonesia Hebat” Bersama Ditjen PAUD Dikdasmen

16 November 2025 - 10:01 WIB

KAI Daop 6 Yogyakarta Tutup Perlintasan Liar di Sukoharjo, Total 14 Titik Ditertibkan Sepanjang 2025

15 November 2025 - 19:12 WIB

Trending di PERON