Wartatrans.com, BOGOR — Para notaris senior Kabupaten Bogor yang tergabung dalam komunitas Jiddah Besties menggelar acara nonton bareng (nobar) film NIA di XXI Cibinong City Mall (CCM), Kamis (4/12/2025). Nobar ini turut dihadiri artis Neno Warisman, salah satu pemain dalam film tersebut.
Film NIA garapan sutradara Aditya Gumay dan Ronny Mepet itu menampilkan Neno sebagai ibu dari Nia, karakter utama yang berprofesi sebagai penjual gorengan.

Menurut Neno, kehadirannya dalam acara tersebut murni karena inisiatif para anggota komunitas Jiddah Besties.
“Karena saya ikut bermain di film tersebut, akhirnya mereka menonton dan mengundang saya,” ujar Neno.

Neno Warisman bersama Vonny Pawaka.
Pimpinan komunitas, Vonny Pawaka mengatakan bahwa di tengah maraknya film horor, NIA menjadi angin segar bagi dunia perfilman Indonesia.
“Sebagai seorang ibu dan perempuan, saya berharap film-film edukasi seperti ini lebih banyak dibuat oleh insan perfilman,” kata Vonny.
Senada dengan itu, anggota komunitas lainnya, Nenden Esti Nurhayati, menilai NIA wajib ditonton oleh para ibu dan remaja putri.
“Film ini bukan sekadar tontonan, tetapi juga memuat nilai edukasi terkait kasus hukum anak perempuan,” ujarnya.
Usai pemutaran film, Neno menceritakan bahwa sejumlah remaja putri menghampirinya untuk berfoto bersama.
“Mereka bilang filmnya bagus dan membuat mereka lebih memahami pentingnya berhati-hati sebagai anak perempuan dalam pergaulan dan kehidupan di lingkungan,” ungkap Neno.

Neno Warisman bersama para gadis remaja foto bersama usai nonton film NIA.
Menurut Neno, kehidupan nyata sering kali lebih dramatis, lebih kejam, dan lebih tragis daripada film. Seperti yang dialami Nia Kurnia Sari, seorang gadis asal Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Gadis yang sehari-hari menjual gorengan itu menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan pada September 2024. Kisahnya yang begitu menyedihkan diangkat dalam film NIA, tayang mulai 4 Desember 2025.
Film Indonesia yang satu ini bukan sekadar drama, tetapi rekaman rasa sakit sebuah keluarga dan panggilan moral bagi negeri ini.
“Kita komitmen untuk mengangkat tragedi kemanusiaan ke medium sinema, bukan sebagai eksploitasi terhadap kesedihan korban, tapi mengajak masyarakat untuk lebih peka terhadap sesamanya,” tutup Neno.*** (PG)










