Wartatrans.com, KENDAL – Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Aan Suhanan mengatakan, salah satu fokus utama penyelenggaraan angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) adalah antisipasi cuaca ekstrem.
Ini akan berpotensi menimbulkan banjir terutama di wilayah Semarang, Jawa Tengah. Ini menjadi perhatian karena curah hujan yang tinggi dan banjir berpotensi menimbulkan kemacetan panjang di titik-titik rawan.

“Berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim hujan akan terjadi pada Desember hingga Januari. Semarang memiliki karakteristik unik karena banjir bisa datang dari laut (banjir rob) maupun darat (karena hujan), sehingga perlu antisipasi yang serius,” jelas Aan saat Rapat Persiapan Nataru di Kantor Jasamarga Semarang Batang, Jawa Tengah, Kamis (13/11/2025).
Dia menegaskan, bila tidak dilakukan antisipasi secara serius, jalur arteri di wilayah Semarang dan sekitarnya akan sangat rawan terhadap kepadatan, terutama ketika terjadi hujan deras atau banjir.
Kondisi tersebut, lanjutnya, dapat mengganggu kelancaran lalu lintas selama masa libur Nataru.
“Soal cuaca tolong jadi atensi mengingat terbatasnya jalur alternatif ketika terjadi banjir dan hujan secara bersamaan,” ucapnya.
Rekayasa Lalu Lintas dan Optimalisasi Rest Area
Tidak hanya soal cuaca, rekayasa lalu lintas juga jadi perhatian khusus. Aan meminta dilakukan skema yang dapat mengurai kepadatan jika terjadi di ruas jalan tol.
“Rekayasa lalu lintas silakan koordinasi dengan seluruh stakeholder, lebih baik dilakukan daripada tidak sama sekali. Seperti pengalihan arus dari Kalikangkung ke Wleri, silakan koordinasikan penanganannya,” katanya.
Dia juga meminta antisipasi penanganan lalu lintas di wilayah aglomerasi wisata. Seperti masyarakat dari Semarang ke Bandungan, Solo, atau Yogyakarta, yang biasanya memadati ruas jalan tol, terutama di masa libur Nataru.
“Prediksi dan dari pengalamanan sebelumnya, saat Nataru kebanyakan orang pergi ke tempat wisata, berangkat pagi pulang sore. Tolong diantisipasi betul, untuk dilakukan rekayasa lalu lintas, terutama di wilayah aglomerasi,” ungkap Aan.
Sementara itu terkait rest area, lanjut Aan, perlu juga disiapkan skema rekayasa lalu lintas di dalamnya guna mencegah antrean yang dapat membebani jalan tol, sekaligus mengatasi titik-titik rawan kepadatan seperti di Rest Area 424B di Ruas Jalan Tol Semarang.
“Rekayasa lalu lintas di rest area tolong koordinasikan dengan pengelola. Tetap cari solusi untuk mengatasi penumpukan kendaraan di area tersebut dan jangan sampai jadi sumber kemacetan,” pungkasnya.
Dengan langkah-langkah komprehensif tersebut, Ditjen Hubdat yakin pelayanan angkutan selama periode Nataru dapat berjalan lancar dan sukses.
Turut hadir dalam kegiatan ini Dirut Jasamarga Semarang Batang Nasrullah; Kasatlantas Polrestabes Semarang AKBP Yunaldi; perwakilan Dishub Prov. Jawa Tengah; Direktur Lalu Lintas Jalan, Rudi Irawan; Direktur Saran6 dan Keselamatan Transportasi Jalan Yusuf Nugroho; Direktur Prasarana Transportasi Jalan Toni Tauladan; Kepala BPTD Kelas I Jawa Tengah Lilik Handoyo. (omy)









