Menu

Mode Gelap
Polisi Bantu Turunkan Penumpang Kecil dari Kapal di Pulau Kelapa, Kapolres: Ini Bentuk Kehadiran Kami untuk Warga Sipropam Polres Priok, Gelar Jum’at Peduli Jumat Berkah, Berikan Makanan dan Imbauan Kamtibmas Dorong Daya Saing Layanan, Pelindo Tegaskan Pentingnya Penguatan Kapabilitas Komersial dan Inovasi KAI Daop 1 Jakarta Tertibkan Aset Rumah Perusahaan di Manggarai Senilai Rp5,4 Miliar Tahun 2026 Mantan Kombatan GAM Akan Dapat Dana Hibah 2T PTP Nonpetikemas Cirebon Operasi Batubara Lingkungan Bersih

NASIONAL

Perkuat Kemandirian Pangan, UPER Kembangkan Urban Farming Ramah Lingkungan

Avatar photobadge-check

JAKARTA, beritatrans.id – Kota-kota besar seperti Jakarta menghadapi tekanan pangan akibat pertumbuhan penduduk, keterbatasan ruang hijau, dan ketergantungan tinggi pada pasokan luar kota. FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations) mencatat bahwa secara global terdapat 200 juta urban farmers yang memasok pangan bagi 700 juta orang, dan di Asia sekitar 50 persen rumah tangga urban memanfaatkan pertanian kota untuk menekan biaya hidup. Kondisi ini memperlihatkan bahwa urban farming berperan penting dalam menjaga ketahanan pangan perkotaan.

Untuk memperkuat kemandirian pangan sekaligus menghadirkan teknologi energi bersih, Universitas Pertamina melalui Program Studi Teknik Elektro dan Manajemen mengembangkan konsep urban farming berkelanjutan berbasis energi surya dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Pagifarm, salah satu komunitas pertanian kota di Bogor yang fokus pada produksi sayuran hidroponik.

Selama ini, Pagifarm menghadapi tantangan tingginya biaya listrik untuk pompa, aerasi, dan pencahayaan yang berjalan hampir sepanjang hari. Sistem urban farming berbasis energi terbarukan ini diharapkan tidak hanya mengurangi beban operasional, tetapi juga menjadi rujukan bagi praktik pertanian kota yang efisien dan ramah lingkungan.

Urban farming sendiri merupakan praktik pertanian modern yang efisien, namun masih menghadapi tantangan tingginya konsumsi listrik. Kementerian Pertanian (2024) mencatat bahwa meski pertanian urban tumbuh 23 persen dalam lima tahun terakhir, sebagian besar masih mengandalkan listrik konvensional yang berbiaya tinggi.

“Meskipun mampu meningkatkan ketahanan pangan, pertanian urban masih dinilai boros secara ekonomis karena penggunaan energi yang besar. Hal inilah yang mendorong kami menghadirkan solusi berbasis energi surya agar pertanian modern menjadi lebih efisien dan berkelanjutan,” ujar Dr. Soni Prayogi, M.Si., Ketua Pelaksana PkM Urban Farming Universitas Pertamina.

Dalam kegiatan tersebut, Tim Universitas Pertamina yang terdiri atas Dr. Soni Prayogi, M.Si., Dr. Eng. Muhammad Abdillah, S.T., M.T. dari Program Studi Teknik Elektro, serta Arif Murti R., Ph.D. dari Program Studi Manajemen, bersama mahasiswa lintas program studi, merancang dan memasang sistem PLTS berkapasitas 1.000 Wp pada instalasi hidroponik Pagifarm. Sistem yang terdiri dari empat panel surya 250 Wp, inverter hybrid, dan baterai penyimpanan energi ini memastikan pasokan listrik yang stabil dan berkelanjutan untuk operasional harian kebun hidroponik.

“Pemanfaatan PLTS menekan konsumsi listrik dari PLN hingga 70 persen, dengan penghematan biaya operasional sekitar Rp250.000–Rp300.000 per bulan. Sistem ini juga dilengkapi teknologi Internet of Things (IoT) untuk kendali otomatis dan pemantauan real-time melalui aplikasi Android,” tambah Dr. Soni.

Selain instalasi teknologi, Tim UPER juga memberikan modul pelatihan, SOP operasional, dan dashboard digital yang membantu Pagifarm mencatat produksi, memantau konsumsi energi, dan mengelola kebun secara lebih terstruktur. Teknologi energi surya dan otomatisasi ini terbukti meningkatkan produktivitas tanaman hingga 10–15 persen, dengan siklus panen lebih cepat serta pemeliharaan yang lebih efisien.

Untuk keberlanjutan program, Tim UPER merencanakan peningkatan kapasitas PLTS menjadi 1.500–2.000 Wp, termasuk penambahan sistem pencahayaan pembibitan dan sensor kelembapan tanah guna meningkatkan presisi monitoring. Langkah ini diharapkan semakin memperkuat efisiensi energi sekaligus meningkatkan produksi pangan di skala komunitas.

Rektor Universitas Pertamina, Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU., mengapresiasi inovasi tersebut sebagai wujud nyata kontribusi kampus dalam menghadirkan solusi teknologi ramah lingkungan bagi masyarakat.

“Inovasi yang dihasilkan oleh dosen dan mahasiswa ini mencerminkan nilai Universitas Pertamina sebagai kampus berbasis teknologi dan bisnis energi. Melalui kolaborasi lintas disiplin, kami menghadirkan solusi yang tidak hanya mempermudah aktivitas masyarakat, tetapi juga mendukung keberlanjutan. Program ini sejalan dengan peminatan di Teknik Elektro seperti Automation and IoT serta Electrical Sustainable Energy,” tutup Prof. Wawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tahun 2026 Mantan Kombatan GAM Akan Dapat Dana Hibah 2T

15 November 2025 - 08:09 WIB

Alumni PKBM Merah Putih Kota Makassar Dilantik Sebagai ASN P3K 2025

15 November 2025 - 07:23 WIB

CGR Tolak Bantuan Terbitkan Buku Dari Pemda DKI Karena Malu Sama Belanda

14 November 2025 - 08:06 WIB

Indonesia dan Arab Saudi Berkomitmen Sukseskan Haji 2026

12 November 2025 - 09:54 WIB

Kementerian-KP dan Bapeten Bersinergi Kerjasama Sertifikasi Bebas Cesium 137 untuk Udang

11 November 2025 - 17:13 WIB

Kepala Badan Mutu KKP, Ishartini (keempat dari kiri) dan Deputi Bidang Perizinan dan Inspeksi BAPETEN (Keempat dari kanan) melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Badan Mutu KKP dan BAPETEN dengan judul Pelaksanaan Pengendalian dan Pengawasan Jaminan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Terhadap Kontaminasi Zat Radioaktif di Jakarta (10/11).
Trending di NASIONAL